Senin, 02 Juli 2012

Keutamaan dan Kedudukan Shalat


Keutamaan dan Kedudukan Shalat
Oleh: H. Abdul Halomoan, Lc

Sampai saat ini, ilmu modern masih terus menyingkap tabir dan menguak berbagai mukjizat serta keagungan syariat mulia yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sejak 14 abad yang silam. Sudah banyak yang terbukti dan nyata kemuliaan, keagungan serta relevansinya terhadap kehidupan manusia dan kemajuan dunia.

Salah satu fakta agung dan realitas istimewa yang berhasil disingkap adalah mukjizat dan keagungan shalat yang diwajibkan Allah SWT kepada segenap hamba-Nya. Telah terbukti bahwa shalat dapat memberikan berbagai manfaat dan hikmah yang tidak dapat dihitung oleh para penghitung handal sekalipun. Bagaimana tidak, karena amalan ini meruoakan penghubung antara seorang hamba dengan Sang Penciptanya. Shalat juga dapat menjadi lentera yang akan menerangi jalan hidupnya.

Ibnu Al-Qayyim sangat pantas sekali ketika ia mensifati shalat dengan sebuah ungkapan “Shalat mencegah perbuatan dosa, mengobati penyakit hati, menghilangkan penyakit jasmani, mendatangkan rezaki, dan menyehatkan badan serta jiwa.”

Makna Shalat
Dilihat dari segi bahasa, shalat berarti do’a (memohon), atau memohon kebaikan. Sedangkan secara istilah, shalat adalah perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri sengan salam.

Shalat dinamakan demikian karena amalan ini merupakan hubungan secara langsung antara seorang hamba dengan Sang Penciptanya, memohon rahmat-Nya, serta meminta ampunan dari-Nya. Ibadah tersebut dilakukan dalam rangka memberikan manfaat dan keuntungan yang sangat besar bagi dirinya di dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam surat Al Bayyinah ayat 5:
!$tBur (#ÿrâÉDé& žwÎ) (#rßç6÷èuÏ9 ©!$# tûüÅÁÎ=øƒèC ã&s! tûïÏe$!$# uä!$xÿuZãm (#qßJÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# (#qè?÷sãƒur no4qx.¨9$# 4 y7Ï9ºsŒur ß`ƒÏŠ ÏpyJÍhŠs)ø9$# ÇÎÈ  
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

Ibadah shalat berarti tindakan religius yang menjadi simbol dari keimanan, kekuatan hubungan hamba dengan Allah, serta kepribadian yang melambangkan cinta yang dalam, tulus dan rasa hormat yang tinggi.

Kedudukan Shalat
Shalat adalah ibadah yang paling utama dalam ajaran Islam, ia mendapat kedudukan yang sangat agung. Dan ia salah satu dari rukun Islam yang menjadi tonggak berdirinya agama ini. Rasulullah SAW bersabda pada satu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. “Islam dibangun atas lima pondasi, bersaksi bahwa tiada Rabb selain Allah dan Muhammmad sebagai utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji, serta berpuasa pada bulan Ramadhan.”

Shalat adalah puncak tertinggi di antara ibadah-ibadah lainnya. Hal ini disebabkan, setiap ibadah dan perintah agama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril, kecuali ibadah shalat. Allah sendiri yang memerintahkan ibadah ini kepada beliau. Tepatnya ketika beliau menembus langit yang ketujuh dan sampai ke Sidratul Muntaha.

Kita juga bisa mengetahui urgensi dan kedudukan shalat yang sangat besar ketika melihat ancaman keras yang disampaikan Al Qur’an kepada orang yang meninggalkannya. Selain itu juga adanya peringatan keras bagi orang yang melalaikannya apalagi meninggalkannya. Allah berfirman dalam Al Qur'an Surat Almuddatstsir ayat 42-43: “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak mengerjakan shalat.”

Shalat juga dijadikan sebagai tolak ukur dan pembeda antara orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan kafir. Rasulullah bersabda: “Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat. Maka siapa saja yang meninggalkannya sungguh ia telah kafir.” (HR Tirmidzi dan Nasa’i)

Ma’hul meriwayatkan dari Ummu Aiman bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Siapa saja yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka ia terbebas dari tanggungan Allah dan Rasul-Nya.” (HR Ahmad)

Manfaat Shalat Pada Kesehatan
Manfaat shalat bagi tubuh terlahir dari gerkan yang dilaksanakan seseorang yang melaksanakan shalat. Mulai dari mengangkat tangan, rukuk, sujud, duduk, berdiri, salam, dan sebagainya. Gerakan-gerakan ini banyak yang mirip dengan latihan-latihan olahraga atau terapi yang disarankan oleh para doketr untuk dilakukan setiap orang, khususnya orang-orang yang sakit. Hal ini disebabkan mereka betul-betul memahami urgensi dan manfaatnya bagi kesehatan manusia.

Shalat merupakan gizi utama bagi tubuh dan akal secara bersamaan. Amalan ini dapat memberikan suplai energi dan kekuatan yang dibutuhkan manusia dalam melaksanakan berbagai tugas dan kewajiban. Selain itu shalat juga berfungsi sebagai tameng dan  obat.

Berbagai manfaat dapat diperoleh manusia dengan cara menjaga shalatnya. Dengan demikian ia tidak perlu lagi berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan berbagai terapi karena ia sebenarnya telah melakukannya. Karena terapi yang disarankan tersebut serupa dengan gerakan-gerakan shalat.
Diantara manfaat shalat untuk tubuh bagi semua golongan manusia adalah:

1.       Memperlancar tugas jantung
2.       Memperluas pembuluh arteri dan vena serta mengaktifkan sel-sel tubuh
3.       Memperlancar alat-alat pencernaan dan mengatasi penyakit sembelit
4.       Menghilangkan gangguan saraf dan susah tidur malam.
5.       Menambah kekebalan tubuh  terhadap penyakit yang menyerang anti body dan peradangan pada persendian
6.       Menguatkan otot dan menambah kelenturan sendi-sendi
7.       Menghilangkan kejang-kejang dan mengeringnya cairan pada otot-otot dan persendian, serta menguatkan ikatan persendian tulang belakang dan menambah kelenturannya.
8.       Menguatkan seluruh tubuh dan membebaskannya dari kerapuhan
9.       Melatih kelincahan tubuh dan akal yang jenius
10.   Meningkatkan stamina dan semangat
11.   Memperbaiki kekurangan dan kerusakan jaringan tubuh, serta menghindarkan dari penyakit
12.   Meningkatkan konsentrasi dan daya ingat
13.   Menumbuhkan sifat-sifat pribadi yang ideal seperti berani dan tangguh
14.   Mengajarkan budu pekerti yang luhur, seperti disiplin, tolong menolong, jujur, dan yang semisalnya
15.   Bagi para olahragwan, shalat merupakan dasar pemanasan yang paling utama untuk mempersiapkan tubuh secara umum. Shalat banyak memberikan andil dalam proses menyiapkan tubuh dan kejiwaan untuk para pemain supaya lebih bersemangat, khususnya sebelum bertanding
16.   Shalat merupakan energi cadangan untuk mengganti kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan kepenatan jasad karena tugas dan pekerjaan, sebagaimana ia juga membantu proses pertumbuhan yang seimbang terhadap seluruh bagian tubuh. Selain itu juga sebagai sarana untuk yang positif dan memelihara kesehatan


Hikmah dan manfaat shalat di atas dapat didasarkan oleh semua golongan manusia, baik laki-laki, perempuan, orang tua, pemuda, maupun anak-anak. Sengguh ini adalah faedah yang sangat agung bagi pelaku shalat yang dapat dirasakan jiwa dan raganya. Ditambah lagi manfaat dan ganjaran besar yang dijanjikan Allah untuknya kelak di hari kiamat.

Sungguh sangat diherankan, kenapa masih banyak manusia yang malas dan menganggap remeh pada penegakan shalat. Kita sering menjumpai orang pintar, terpelajar, kaya raya, tetapi mereka tidak menegakkan shalat lima waktu. Irosnisnya, ada banyak golongan orang miskin, hidup susah, mengatakan tidak sempat shalat karena sibuk mengadu nasib untuk mempertahankan hidup.

Mari kita contoh Rasulullah SAW, beliau adalah panutan kita dalam melaksanakn ibadah dan ketaatan pada Allah. Beliau tidak pernah meninggalkan ibadah yang mulia ini. Bahkan beliau masih menambahnya dengan shalat-shalat sunnahnya. Shalat menajdi perkara penting yang diwasiatkan ketika beliau dijemput ajalnya. Beliau orang yang paling tahu hakikat hidup, hakikat agama dan hakikat penyembahan. Beliau contoh terbaik dalam melaksanakan shalat.#

(Sumber: Mukjizat Gerakan Sholat. Dr. Sagiran M. Kes. Sp.B)
Artikel ini saya tulis ulang dari Buletin Jum’at Al Araby Ma’had Abu Ubaidah bin Al Jarrah Medan Edisi 7/29 Juni 2012M/9 Sya’ban 1433H


Tidak ada komentar:

Posting Komentar